Muara Teweh

I believe I can fly..

I believe I can touch the sky..

Muara Teweh 25 Sept – 10 Okt:

piper navajo pk – indian whiskey hotel, beringin airport, LIDAR, ala king, sungai barito, lok pon, bintanginggik, bakumpai, logging, senja, cumulonimbus…

menunggu-senja-2.jpg pancing-di-barito.jpg rumah-apung-2.jpg camp.jpg

11 jam terbang survei udara di Pegunungan Muller – thanks credent!

senja-teweh.jpg pk-indian-whisky-hotel-piper-navajo-2.jpg pk-iwh.jpg

———
Bandara Beringin Muara Teweh tampak sunyi. Hari Jumat itu, saya akan terbang dengan pesawat Piper Navajo, melakukan survei udara di atas jantung Borneo, guna melaksanakan tugas kantor. Sepi karena bandara perintis ini hanya punya 2 kali penerbangan per minggu ke Palangkaraya dan Banjarmasin. Dan kami, tim dari Jakarta, sengaja mengambil hari di mana penerbangan komersil tidak dilakukan.

Telah lima hari, saya di Muara Teweh, ibukota Kab. Barito Utara, Kalimantan Tengah, menikmati suasana pedalaman yang dihuni mayoritas Dayak Bakumpai, dengan suasana kehidupan Islami yang kuat (Dayak Bakumpai adalah etnis Dayak di aliran Barito yang memeluk agama Islam). Di sana saya mengenal, berinteraksi dan larut dalam kehidupan kota kecil yang unik ini.

Kota kecil ini menjadi oasis di tengah-tengah Pulau Kalimantan. Oasis karena letaknya yang dikelilingi hutan, merupakan satu-satunya kota ramai, di daerah pedalaman Sungai Barito yang membelah pulau gendut ini dari Banjarmasin sampai Kabupaten Murung Raya.

Muara Teweh adalah kota yang hidupnya dinamis. Pernah jaya ketika illegal logging marak di tahun awal-awal reformasi, kemudian redup saat operasi anti-pembalakan kembali galak. Kini kembali hidup dengan tambang-tambang batubara yang bermunculan di sekitarnya ibarat jamur di musim hujan.

“Uang pun datang lagi dari orang Jakarta”, kata Pak Daud pemilik rental yang mobilnya kami sewa selama 12 hari dengan ongkos sewa perhari (12 jam) 350 ribu rupiah. Kami hanya nyengir mendengarnya. Beginilah stereotip orang Jakarta di mata mereka: datang selalu berduit dan memberi duit.

Mereka hanya tidak tahu saja, bahwa tidak semua orang Jakarta yang datang adalah kaum berduit. Dan jika memang begitu adanya, uang itu juga hasil mengeruk kekayaan bumi mereka sendiri, dan mereka mungkin hanya kena cipratan sekejap saja. Ironis.

Karena merupakan wilayah semi hulu DAS Barito, maka transportasi utama ke Muara Teweh dilakukan dari Banjarmasin, meskipun secara administratif ia berada di Provinsi Kalimantan Tengah. Bus-bus besar dan travel setiap hari melintas perjalanan 11 jam menuju Muara Teweh dari Banjarmasin.

Sedangkan jalur Palangkaraya-Muara Teweh yang melalui Buntok justru tersendat, dan belum mulus. Kabarnya, oleh Gubernur Teras Narang, pembuatan jalan provinsi yang menghubungkan daerah kabupaten/kota yang dialiri Sungai Kahayan dan kabupaten/kota yang dialiri Sungai Barito adalah salah satu prioritas utamanya.

Kota kecil ini unik. Kota, yang jika diistilahkan sebagai water front city ini, memiliki rumah apung yang sangat banyak, berderet sepanjang tepian sungai.

Di sela-sela tugas terbang, saya memandang deretan rumah-rumah lanting itu. Saya berpikir bahwa mungkin, selain telah menjadi kebiasaan berumah apung, itu menjadi kearifan lokal dan cara paling efektif menghadapi banjir. Karena banjirnya bersifat genangan bukan seperti air bah, maka rumah-rumah tersebut akan aman. Setinggi apapun banjir, rumah-rumah itu akan ikut naik, mengambang.

Hutan-hutan telah ditebangi, daya serap tanah berkurang, maka tiap musim hujan banjir menjadi langganan akibat luapan Sungai Barito.

Tapi, saat musim kemarau, Sungai Barito memberikan berkahnya bagi penduduk sekitar Muara Teweh. Itu artinya musim memancing. Ketika awan banyak menggelantung di angkasa dan tidak pecah-pecah dari pagi, sehingga survei tidak bisa dilakukan, maka untuk membunuh waktu, saya diajak Udin, seorang Dayak Bakumpai yang menjadi pandu lokal kami, untuk memancing di sungai.

“Banyak baung Bang,” ujarnya bersemangat. Maka sore itu, dengan tak satu pun ikan baung terpancing, saya terkantuk-kantuk memegang joran sambil terus heran mengapa umpan saya selalu saja habis tanpa hasil. Di samping saya, Udin tersenyum-senyum melihat udiknya orang Jakarta ini melilitkan umpan di mata kail, sementara ia tiap lima menit sekali sibuk memasukkan ikan baung ke dalam jaring nilon tempat ikan yang terpancing.

Yang paling teringat adalah senja yang indah di Muara Teweh. Berkali-kali saya mengalami momen senja di bandara yang sepi. Matahari bulat, awan bergelembung. Saat pesawat parkir, dari bentangan sayapnya, saya lihat langit yang perlahan-lahan menggelap dari yang semula keemasan. Betapa menakjubkan.

Pernah saya ke Lok Pon, saat mengecek lokasi pengamatan GPS, di hulu Sungai Barito. Lok Pon merupakan jetty (pelabuhan khusus long boat) yang menjadi titik masuk ke lahan-lahan penguasaan tambang batubara. Tapi ternyata, Lok Pon juga dijadikan tempat memuat kayu-kayu gelondongan habis ditebang sebelum dikapalkan.

Banyak sekali timbunan kayu bulat berukuran dua pelukan orang dewasa yang menggunung setinggi lima sampai 10 meter. “Kepiting”, suatu mesin besar yang memiliki capit di depan untuk mengangkat kayu bergerak hilir mudik di Lok Pon ini. Suara kayu yang dijatuhkannya berdebum menimbulkan debu ke mana-mana.

Saya agak heran, mengapa masih saja ada penebangan yang diizinkan beroperasi di saat tindakan konservasi hutan sedang diupayakan maksimal oleh pemerintah. Tapi ya saya tahu, tidak mudah ketika pelestarian alam dihadapkan dengan urusan penghidupan sehari-hari.

Ketika usaha kayu merupakan alternatif satu-satunya yang riil bisa membuat taraf kehidupan mereka meningkat, maka konsep pelestarian lingkungan yang ditawarkan pemerintah otomatis menjadi lemah. Apalagi, atas dasar Pendapatan Asli Daerah (PAD) marak ditengarai bahwa konsep pelestarian itu juga “setengah hati” dilaksanakan oleh aparat pemerintah sendiri.

Begitulah, selama dua minggu, jika pesawat tidak bisa terbang akibat cuaca dan awan kurang bersahabat, saya menghabiskan waktu bergaul dengan orang-orang di Muara Teweh. Memancing, atau nongkrong saja di pinggir sungai di Pasar Merdeka, melihat kesibukan para ojek long boat, melihat mereka main catur, dan belajar dialek lokal. Betapa kehidupan di kota kecil ini begitu santai, tidak terburu-buru.

Profesi saya pembuat peta. Dari peta Indonesia mungkin Muara Teweh hanya titik kecil. Tapi, selama beberapa hari ini, noktah itu besar di mata saya. Suasana kehidupannya yang santai mengisi ruang di hati dan pikiran yang seringkali lelah dengan kondisi Jakarta yang serba bergegas.

Saya belajar satu hal bahwa kadang wilayah yang bukan tempat wisata terkenal pun bisa memberikan kesan yang dalam.

Edisi cetak dimuat di Koran Tempo Minggu, 04/05/2008

91 thoughts on “Muara Teweh

  1. Al Fath An Nabhani says:

    Terima kasih sudah berkunjung ke bumi seribu riam (gelar utk kabupaten barito utara =muara teweh). saya sebagai anak daerah aseli teweh sangat senang saudara bs memberitakan kesan saudara ketika berada di muara teweh, smoga dgn tulisan singkat saudara dapat memantik org lain bs berkunjung ke muara teweh.

    • rizki says:

      saya mungkin akan berkunjung ke muara teweh pertengahan februari 2013, saya org asing yang ada disana, saya berharab bisa cepat bersosialisasi dgn warga sekitar. amin…

  2. aNNo' says:

    gw juga baru posting tentang muara teweh….emang unik nich kota….apalagi untuk mencapainya kudu 15 jam dari ibukota prov…

  3. Severino Antinori says:

    I lived in Muara Joloi, the capital of Seribu Riam, a remote village placed in the southern part of river Barito
    Your interesting posting didn’t touch me much…
    as i’m writing this comment from the heart of Borneo itself: Murung Raya

    Next week I’ll be in Surabaya and find the your wrting in Koran Tempo
    Is that worth enough to be published in National Newspaper?
    I wonder…

  4. oyong says:

    wah terimakasih buat sudara yg sudah menoreh kan sebuah tulisan ini…
    muara teweh tanah kelahiran saya, yg dikenal dengan moto kabupaten ” IYA MULIK BENGKANG TURAN” arti JANGAN KEMBALI DI TENGAH JALAN”…
    muara teweh kaya akan hasil bumi,,,

  5. Denny_agt says:

    I love Muara Teweh

  6. arissuko says:

    saya pemuda asli semarang yang penempatan di muara teweh…
    saya setuju dengan pendapat anda: muara teweh merupakan oase di tengah kalimantan…

    saya sempat surprise juga awal2 di sini..
    ga nyangka di tengah2 hutan yang lebat ini ada kota yg cukup rame dan ada dua buah tempat biliard yang cukup representatif pula…

    hal ini sangat berguna, mengingat profesi saya yang berkutat dengan perpajakan….

    • Dian says:

      halo mas….kebetulan saya mau ke muara teweh untuk suatu kepentingan nanti bulan Juli-Agustus 2009. tetapi saya ada kendala tidak punya sanak famili atau teman di situ. kalo Panjenengan tidak keberatan, maulah kiranya menjadi teman saya yang bisa memberi petunjuk atau menginformasikan sikon kota teweh pada saya nanti kalau saya sudah tiba disana.
      tentu saja pada saat diluar jam kerja, pas santai begitu. ya bgmnpun juga nanti saya kan menjadi orang yang asing di daerah baru.
      oh iya, nama saya Dian Wisnu Wardana, dari Jogjakarta, tetangga Njenengan yaa….120an km lah.
      mekaten rumiyin…matur nuwun sanget.

      • lamanday says:

        Hallo Dian – rasah kuwatir, cah2 teweh asik2 kok..sore dijak mancing ae wis aman…hehe…

        Aku dah ga di Teweh, dan balik Jakarta.

        Met nikmati senja di tepi Sungai Barito yakk..

        🙂

      • noor sanyoto says:

        salam kenal, saya warga asli jogja, th 1996-2003 saya tinggal di Muara Teweh dan sekarang menetap di jepara, meskipun 2 minggu sekali ke jogja. sesampai disana nanti tolong sampaikan salam saya untuk seluruh warga Muara Teweh, saya kangen ingin kesana, doakan tahun depan saya masih sempat ke Muara Teweh. Tks

    • didi says:

      kamu mau tinggal dengan aku enggak kebetulan aku kos 081348813161 (didi)

  7. Djarum Black Adventure says:

    Kaget..!
    Muara Teweh or River Front Town ada komunitas Skateboarding, Breakers Dance, Low Rider Bikes, Graffiti iank berhamburan di stadion bola, dan kemampuan anak – muda yang pesat dalam bermusik, baik Metal, Punk, Jazz, Emo, Hardcore, Mathcore dll ga kalah ma di kota.
    Sayangnya tidak ada dukungan dari pemerintah setempat.

    Kapan – kapan goes to Muara Teweh lagi. He.. (cowok na cool abis)

  8. SENDY says:

    muara teweh tu pedalaman banget gasih??ada yang tau ga, letak Kejari Muara Teweh?

  9. Kadek says:

    Seperti mimpi sampai di MT, kota dengan udara segar,.. dan tak kan terlupakan

  10. slamet p says:

    Muara Teweh sebuah kota kecil yang masyarakatnya sangat dinamis, kedepan pasti menjelma menjadi kota yang lebih indah dan mengesankan

  11. yaser arapat says:

    thanks anda telah menuliskan about kota kelahiran saya muara teweh, dengan bahasa yang lugas dan kadang puitis membut saya terharu..beginilah saudara saya yang dua minggu ‘menetap’ di kota ini..
    perjalanan hidup saya yang mengharuskan sya sekolah dan menuntut ilmu keluar dr kota saya (1985), pada waktu itu saya yang baru berumur 15 tahun menelusuri sungai barito menuju banjarmasin (karena jalan darat belum ada)..saya sekolah di stmn & kuliah di fakults Teknik Unlam serta bekerja (1885-1996) di banjarmasin, kemudian pulang kampung (1996) kemuara teweh mengabdi sebagai PNS, dan pada tahun (2000-2002) tugas belajar S2 di Undip Semarang…
    dari perjalanan hidup saya, saya setuju dengan gambaran yang anda tulis tentang muara teweh dan masyarakatnya..

    • lamanday says:

      Salam kenal Pak Yaser,
      ntar kalo saya nongol lagi di Muara Teweh sowan ke Bapak deh..

    • All Fiqry says:

      klo ada waktu dtang lagi pak ksni,,ntar misalkan bpa ada waktu nanti saya yang ngantar bapak,,sebagai balas budi karena bapk sudah membuat kota kami dikanal bnyak orang,

      salam Fiqry ( Putra Daerah )

  12. Richard.s says:

    Tujuh tahun yang lalu saya sudah masuk ke kota muara teweh. melakukan perjalanan dinas dari kantor sebagai distributor alat2 berat. sekarang saya datang lagi ke kota kecil yang indah berbukit ini. saya paling suka saat melakukan perjalanan lewat air pakai kelotok. saya selalu duduk di ujung palka dengan kaca mata hitam. sungguh pengalaman yang luar biasa. Dulu sampai ke logging nya DSKU lho. di atas nya teluk jolo. sekarang kota ini sungai nya pasti akan tercemar oleh menjamur nya tambang2 batubara. hhhmmmpppfff, rusak deh alam kita.

    hotel rahmat-ala king-pasar belauran- UT

  13. Doctor Robert says:

    Saya pernah tinggal di Muara Teweh 30 tahun yang lalu (!), gara2 ikut penempatan dokter Inpres jaman Suharto.
    Melihat cerita anda, keadaannya sepertinya ga berubah. Bedanya sekarang ada bis/travel alias jalan darat. Tapi aku ga bisa bayangkan bagaimana kenyamanan naik bis 11 jam digunung2 dan rawa2 Kalimantan.
    Dulu sudah ada sih jalan darat, tapi milik logging corporation, yang lewat cuma truk2 superbesar dan forklift.
    Jalanan sangat curam dan kelok2, jadi kuwatir kecebur dijurang !
    Kalau kotanya sih sepi, tapi ada beberapa hotel bagus kayak ‘Gunung Sintuk’ dan losmen dekat Barito yang aku lupa namanya. Rumah makan menunya menarik, kayak ikan jelawat, patin dsb yang sangat lezat.
    Kota didominasi oleh pegawai negeri dan keluarganya, juga anggota Polri dan Angkatan Darat plus keluarga, umumnya mereka perwira2nya dan anggotanya masih muda2, mungkin penempatan pertama dari karir mereka mengharuskan hidup dipelosok nusantara.
    Cewek2 sana banyak juga yang cakep, ga kalah sama cewek Jakarta dibilangan Ciputat atau Cilandak ha ha. Beberapa kulitnya putih, mungkin ini yang dsebut keturunan Dayak ( yg, terkenal putih2 ), cewek Bakumpai umumnya coklat sawomatang kayak kita2 dari Jawa ini.
    Yaah, sekedar nambahin informasi yang mudah2an tidak out of date. Sidah 30 tahun yang lalu sih.

  14. winda says:

    wah…makasih yach dah mo ceritain tentang mute, seneng dengarnya. Mute tempat yang menyenangkan yang pernah ada di muka bumi n’ q bangga bisa jadi orang Mute. Makasih banget kalo TUHAN dah tempatin q di Mute.

  15. Trias says:

    Memang indah kkok Teweh….. seindah kenanganku disana

  16. Trias says:

    Ada banyak kenangan…… dan yang lebih indah, ada seseorang yang amat aku sayangi disana. Ya khan say…

  17. Reza says:

    makasih ya udah menceritain banyak tentang mute, aku senang sekali membacanya… aku anak mute dan aku sangat setuju sekali dengan pendapat anda tentang mute, aku jadi merasa sedih pergi dari kota ini karna masalah pendidikan. tapi ku harap pendidikanku bisa memajukan kota ini nanti, doain ya… V (^_^)

  18. didi says:

    maaf aku asli bogor boleh enggak kenalan dengan temen2 teweh aku butuh temen disini sepi banget (081348813161)

  19. Ronny says:

    Perusahaan tempat saya kerja supply barang ke PT.Mtmuro Kencana (gold mining) saya rencana mau cari tempat tinggal di mute…mau kontrak rumah…sekaligus jadi kantor…apakah di mute bisa pakai internet…komunikasi yg kuat via HP apakah pakai Indosat,Telekomsel,XL…berapa jauh kah dari Lokasi tambang…thank informasinya.

  20. Lulypups Monsta says:

    waH, Baca baCA tenTang Muara Teweh JAdi penGen cepeT – cepeT lulus kUliah deH rasanya daN penGen balIk lagI ke saNA seCepaTnya daN lanGsunG kerja. seMoga aJa denGAn preStasiku dI perKuliahaN sekaRAng dapaT beRguNA bagI Kotaku mUara TEweH.
    aMien . . . .

  21. Lulypups Monsta says:

    Oh Iya, sepertI yanG trIas bILanG, akU juGA puNya SeseOraanG yanG sanGAt aMat akU sayanGi di saNa, anaK gUrU BP lagI.
    waLAupun ia daH lUpa ma aKKu, akkU baKAl inGAt semUa kenaNgan ma dya, hehe . . maKAnya akU kulIAh di FAK. FKIP, daN nGAmbIl Prodi Bimbingan Konseling.

    hahahahaaa,. (sOrry cuRhaT).. 😀

  22. Yogi says:

    Muara Teweh ?
    Kota ku tuh, . . . 😀
    Jl. Nenas Depan kantor kelurahan itu tempat q, . .
    Klw ada cewek mampir ya ke rmah.. :D,..

  23. Dedy Saputra says:

    makasih sudah mengangkat daerah kami. apa yang anda tulis benar2 sesuai dengan keadaan disini. sungguh mengharukan…. 🙂

  24. halim91 says:

    SALAM KNAL……
    SAMA URANK TEWEH JUA….
    JOIN TO FORUM MUARA TEWEH…
    http://muarateweh.topic-zone.com/

  25. roni says:

    Salam kenal semuanya..sy mau tanya kalo mau melaksanakan bongkar muat batubara di jetty yang terletak di buntok kecil ada pbm yang bisa bantu ga? email donk ke xyz7899@yahoo.com

  26. denis says:

    aku rencana mau kerja di pertamabangan muara teweh , gimana ya kehidupan disana , ada internet ngga ya , biar murah bisa komunikasi dengan orang jakarta,and gimana cara transfer uang dari sana ke jakarta atau sebaliknya

    thanks untuk infonya

  27. halim91 says:

    @atas
    Semuanya yang kamu sebutin ada kog bro……. jngan takut….. hahahahaha…… muara teweh kan kota kecil…….

  28. Ira says:

    Hai tmn2 q pendatang bru nweh, blh dong q ikt gabung, aq dah lma ne tgl di mu-te, yah pokok x kta mute tuh rame bgt deh, byk bgt pegunungan x n jg bsa bt wisata pendaki gunung deh, yah pkk x bg aq mute sgt menyenangkan….bt teman2 salam knl yah bt kalian…

  29. Ira says:

    Kenyata2n sering tdk seperti yg kta harapkan sblk x, hrpan tdk selalu menjdi kexata2n, tp dunia ini tdk slma x di tu2pi hujan badai, akn ada suatu hri yg cerah yg mesastikan harapan se2orng dan yg pst kan membwa sesuatu ke bahagian dan kedamaian. Yah smga aja muara teweh ne bsa lbh rmi dan lbh mju lg dri yg dlu, itu lah hrapan qu…buat tmn2 salam persahabatan yah. By putri (085754375287)

  30. Ira says:

    Kenyata2n sering tdk seperti yg kta harapkan sblk x, hrpan tdk selalu menjdi kexata2n, tp dunia ini tdk slma x di tu2pi hujan badai, akn ada suatu hri yg cerah yg mesastikan harapan se2orng dan yg pst kan membwa sesuatu ke bahagian dan kedamaian. Yah smga aja muara teweh ne bsa lbh rmi dan lbh mju lg dri yg dlu, itu lah hrapan qu…buat tmn2 salam persahabatan yah. (085754375287)

  31. bakumpai man says:

    ya, krn jln k Palangka it ga bs dlewati slma brpuluh2 thn(skrg udh bs dlewati oleh motor n travel2 kecil, bus msh blm bs) mk’y dr segi sosial, budaya n sejarah pun mmbuktikn bhwa muara teweh lbh dkt dg banjar. Kt’y sc ga akur jg sm pmerinth provinsi kalteng.
    D muara teweh, ikan saluang, patin, jelawat n daun singkong nya beda dg daerah lain, d muara teweh smua it sgt lezat n brgengsi,

  32. Yudistira Aulia Masli says:

    assalamualaikum
    saia asli org medan dan mendapat penempatan d bandara beringin muarateweh..
    mdh2an saia betah d tanah dayak ini
    wlsam

  33. Tri Has says:

    Muarateweh…………… kota dan kenangan yang gak akan terlupakan selamanya.

  34. Ira says:

    Mute adlh singktan dri muara teweh, kata x sih, mute kta yg di blg kecil deh tp jgn slh lo wlpun kcl rame deh, ibrt x tuh yah kecil2 cabe rawit deh he….yah itu lah mute, mute byk gunung n sungai x sehing2a di sbt jg dgn sungai barito gtu lo tau aq…yah pkk x rugi bgt deh lo gk pernah tuk jalan2 ke mute..met sore aja..!!

  35. eva lukmansyah says:

    Makasih ya udah menulis ttg MT
    Dalam waktu dekat ni aku akan tugas di MT di bandara nya
    Mohon info ttg :
    1. Sewa rumah per tahun nya berapa
    2. Biaya hidup di sana gmana , mahal gak
    3. Sewa mobil per bulan nya berapa
    4. Bank apa aja yang ada di sana
    5. Sekolah SMP yang bagus di sana apa
    6. Ada rumah sakit gak di sana
    Informasi nya aku tunggu ya ..
    Thanks

  36. Algari says:

    Sip teweh

  37. Algari says:

    Pasar belaurannya sip jg euy..

  38. cici indri putri says:

    Ehm.. ak mau bgd ke muara teweh,cz suami ku asli org mute.. wah wah, bgitu baca ini smua,jd ga sabar mau ke sana. Bosan dgn hawa kota yg berdebu. Ingin kesana..

  39. HENDRI,SH says:

    Mute seperti Jogja kampung halamanku, 6 tahun aku mangabdikan diri sebagai PNS, warganya ramah, suasananya penuh dengan kekeluargaan walaupun sedikit ada fasilitas hiburan, tapi tempatnya adem ayem, warganya gak neko2. kelak bila ku pindah dari Mute pasti akan menjadi nostalgia bagi hidupku di hari tua. Susah senang aku alami di kota kecil di tengah hutan belantara Kalteng. I Love U Mute

  40. husin kaderi says:

    Terima kasih anda sudah menulis ttg Muarateweh, kota kelahiranku yang amat sangat kucintai, karena pekerjaan yang mengharuskan aku meninggalkan kota ku dan banyak teman keluargaku disana, aku ridu muarateweh, hmpir 15 tahun kini aku diluar mute tapi aku tetap bangga dengan Mute dan masyarakatnya yang tidak neko-neko, yg adem ayem rukun selalu …… salam untuk semua …… IYA MULI BENGKATURAN ….

  41. syahyuni says:

    Kota muara teweh memang kota yang sangat unik, apalagi kalau anda sempat berkunjung ke kampung lemo sekitar satu dari muara teweh naik sepeda motor pasti anda akan sangat terpikat dengan kampung yang sangat mungil dan masyarakatnya sangat ramah tamah…..mudah2an saya bisa pulang kampung karena sudah 7 tahun ngga bisa pulang kelemo.

  42. norbertus dedi doris says:

    tolong juga kita menampilakannya di KOMPAS, agar dikenal orang di Indonesia ini.

  43. Madan says:

    lanjas aku kangen kamu…………………

  44. Eccie says:

    Wah tulisan yg benar2 perfect,, tks lamanday udah nulis tentang kota tercinta kami ini,, ya memang benar kalimantan itu adalah kota cantik ditangah hutan khususnya muara teweh,, i luv mute :))

  45. tya says:

    di muara teweh susah gk nyari kontrakan rumah,, rate nya berapa ya per tahunnya ?? rencana suami mau mutasi dari satui ke muara teweh, klo bisa jangan yang jauh jauh dari kantor UT. terimakasih 🙂

  46. Hendra says:

    Hmm,.. aku sudah 1 tahun di MTW, sebenarnya rmh ku ada di Jakarta. karna pekerjaanku lah yang mengharuskan aku di MTW.
    tapi di MTW enak juga sih,. gak pusing dan gak terlalu banyak polusi seperti di Jakarta.
    sayangnya untuk kota ini hiburan malamnya tidak ada. jam 6 PM keats jalanan sudah sepi senyap.

  47. hendra_sw says:

    aq jg kayax mau kesana dgr2 akt mau bli unit gedhe,ane jg dari ut..kira2 ke buhut dari teweh brapa jam..

  48. All Fiqry says:

    tq bang buat komentnya yang baek untuk kota kami kota muara teweh,,shingga membuat kota kami lbih dikanal bnyak orang,

  49. Anonymous says:

    Mute emank rame sih, apa lg kalau hri2 lebaran, natalan n tahun baru x seru bgt kok,tp kalau mau lbh seru x yah yg pstix jln2 lah keliling desa2, slx byk bgt budaya, bahasa x yg berbeda-beda bgt, buat kalian yg bru ke mute, yah slmt menikmati x aja yah, mga tambah betah n menyenangkan aja.

  50. jaya says:

    mksh udh mpir dan mndptkan kesan yg trbaek saat berada di mu-te,saya juga bkan org asli mu-te,tp kbtulan dsni ada kja dn udh 7thn mrsa btah dsni, bnr adanya bla menurut anda mute adlh oase ditengah pgunungan yg gndut,,,btw,smga sukses sllu…

  51. Anonymous says:

    aku juga dulu tinggal di muara teweh selama 3 tahun..kotanya nyaman dan tenang aku merasakan ada yng indah dengan kot itu…ku merasakan bahwa semua adalah indah….

  52. Budi santosa says:

    salam dari ampah, semoga bisa bertemu di acara temu osis di muara teweh 12-14 januari 2012

  53. asliatama says:

    i love muara teweh!!!

  54. asliatama says:

    hidup terasa lambat di kota muara teweh…sbg salah satu staf perush.kontraktor proyek pembangunan kampus di jingah,desa seberang kota muara teweh yg dipisahkan oleh sungai barito yg indah, atau kurang lebih 8 km melalui jln darat (kondisi jalan naik turun bukit,dgn kondisi aspal yg relatif bagus) sgt indah,jln berliku dgn pemandangan kanan kiri kebun penduduk dan hutan belukar…sungguh mempesona, apalagi kalau dilalui pd malam hari, memicu adrenalin yg mengasyikan. saya cuma kurang lebih 6 bulan disana, dan sgt terkesan dgn penduduknya yg ramah,unik, dan bersahabat. someday i’ll be back!!!

  55. Venty says:

    Maksh sdh brkunjg k tanah kelahiran sya dmana sya d bsarkan… Msh bnyk keindahan m.tweh yg bsa anda lhat skr. . .m.twh sdah lebh maju, dan yg pastinya sya bangga dlahirkan d m.tweh… Smg tulisan anda bsa membuat org tertarik datang k kota kecil kmi. . .

  56. rudini says:

    i love u muara teweh

  57. Anonymous says:

    Dan di muara teweh juga saya mendapatkan jodoh 🙂 ​˚◦°•☺”̮ τнänκчöü “̮☺˚◦°•. Barito utara..

  58. radit heru says:

    Dan di muara teweh juga saya mendapatkan jodoh ​˚◦°•☺”̮ τнänκчöü “̮☺˚◦°•. Muarateweh. Kab.Barito utara.. Semoga dunia futsal dimuara teweh semakin maju. Dan PT.sumber rejeki ekonomi semakin jaya 😀 (radit heru)

    Reply ↓

    • wanna_be says:

      Muara teweh..keciL tp Unik.KeciL tp indaH,keciL tp damai,keciL akn menJadi besaR..
      SuKses selalu buaT muaRa TeweH…salam damai..

      ˚˚♥♍άkα§îîîîîħ♥˚˚ lamandai…criTa Ɣ∂ηб mengesankan..n sebenarnya.
      Mengharu birU..membuaT aKu terHaru..dan merasa Bangga Dengan koTa ku.
      ​​° • · ♥·♡ τнäиκ чöü ♥·♡ · • ° …kpn2 mampir lagi ya..

    • Sardi Nasuka Ardhipradana says:

      Dear Bung Radit Heru

      Salam kenal Bung Radit, boleh kah saya minta no telp anda yang bisa dihub ? Apa lagi kalau bukan batu bara ? Ya, saya mau bicara soal batu bara yang kami perlukan, siapa tahu PT Sumber Rejeki Ekonomi tempat pian bekerja bisa ada deal coal biz dgn perusahaan kami, semoga ( Sardi : +62 813 828384 63)

  59. nela Biebie says:

    Mute,,, 04-10-1985 a go ,,, ^_^
    ​=))Ψα̩̩̩̩̥ά̲̣̥ к̲̣̣̥kκ̣̝̇α̇̇̇ɑ̤̈̊

  60. Alif says:

    Saya jawa tulen, tapi sejak kecil ingin sekali ke Kalimantan, terutama daerah2 yang masih asri. Kalo lagi berselancar di dunia maya tak pernah ketinggalan cari informasi tentang Kalimantan. Hari ini aku dapet informasi tentang Muara Teweh, langsung aku masukin ke daftar tempat yang akan aku kunjungi nanti.
    Saudara2 ku setanah air yang belum berkesempatan bersua, doakan aku supaya bisa segera mengunjungi kota kalian yang indah.

    • lamanday says:

      sipp. tapi jangan batasi perjalanan kita oleh tempat, tempat, atau ruang, pasti dinamis, tergantung persepsi kita saat berada di situ.

      tidak tahu, muara teweh masih indah tidak bagi saya sekarang, yg hanya selintas datang ke sana.

      tapi saya percaya, kota ini akan selalu indah dan menimbulkan rindu bagi mereka yang hidup di dalam dan bersamanya..

      selamat berjalan-jalan…

    • Anonymous says:

      cepat sini aja Muara Teweh rame banget

  61. That’s interesting and informative story, I Like it. I am not from MT, but I need more information about MT. In the near future I’ll be located by my company in MT. I want to know how many population of Muara Teweh are now? any one who wants to make a friendship with me? May Allah grants His blessings and prosperity to MT.

  62. Sardi Nasuka Ardhipradana says:

    Dear Lamanday

    I know this is your nick name, unreal name I thought, but no problem anyhow.
    I personally would like to express of my deepest grateful to your very exciting written abt our small city: Muara Teweh, with all excellent things and all beautiful things.
    Thanks to GOD for all goodness to Muara Teweh.

  63. Anonymous says:

    e

  64. Dewi says:

    jd kngen muara teweh tanah klahiran qu, bosan udh djkarta.hehehee
    sedih klo ingt mute,,,bwaanx jd pngen pulang mulu.hikssssss

  65. Waty says:

    Aku besar dimute ,rmhku dekat lapangan hijau, dulu waktu msh anak2 aku senang main dilapangan.main bola,main kejar2an dll. Aku sdh lama meninggalkan kota yg penuh kenangan itu, aku sekarang tgl dikota Banjarbaru,tp sampai kapanpun muara teweh tak kulupakan. Salam buat gadis dahlia…

  66. Anonymous says:

    Hi all Mute lovers..
    Selama umur saya, blm pernah sekalipun menginjakkan kaki di bumi Kalimantan & bulan ini (agustus 2014) angin akan membawa saya ke Mute, tepatnya ke desa Lemo I. kl tidak ada aral melintang, saya akan stay di site SRE di Lemo I.

    mohon bantuan informasi
    1. kondisi jalan dari Mute ke Desa Lemo I, brp lamakah perjalanan nya..?
    2. adakah info mengenai karakter warga Desa Lemo I ..? maklum saya butuh info ini krn kedepannya saya akan sering berinteraksi dgn mereka.
    3. oya.. sekalian minta info kuliner khas Mute khusus nya di desa Lemo I ?

    Terimakasih..

    Oyaa… Om Lamanday, tulisan anda sangat bagus, bermanfaat … sangat deskriptif. Saya jadi punya gambaran jelas tentang Mute. Thx Bro…

  67. Tika Saraswati says:

    Saya bersyukur sekali tinggal di Muara Teweh. Selama kurang lebih satu tahun menemani suami yang menjalani penempatan kerja di sana, banyak sekali hal yang mengesankan hingga membekas di hati. Kota kecil yang sederhana, aman dan tenang. Sebagai pendatang, saya merasa penduduk asli menyambut kedatangan kami, para perantau, dengan sangat baik dan ramah. Embun yang turun di pagi hari, angin yang lembut di siang hari dan cerahnya langit malam hari hingga taburan bintang-bintang seolah dekat sekali dan dapat digapai oleh jemari. Di Teweh juga saya justru berkesempatan untuk melihat langsung pesohor-pesohor ibu kota seperti Ustad Maulana, Wali Band, Geisha, dan lainnya yang diundang oleh Pemkab setempat. Saat ini sudah ada cafe-cafe dan western food seperti steak. Hotel-hotel baru juga menambah ramai Teweh yang sedang mengalami banyak pembangunan. Saya rasa ketersediaan bahan makanan dan kesehatan cukup memadai. Apalagi di toko buku langganan saya dijual majalah wanita favorit saya! Hahaha ajaib hingga majalah mingguan dapat terdistribusi hingga ke Teweh. Intinya, setuju dengan perkataan suami saya, Muara Teweh adalah kota yang cocok keluarga muda karena kotanya yang tenteram. Info untuk Om Lamanday, sekarang sudah ada jalan darat dari Palangka Raya menuju Muara Teweh. Dari cerita teman saya, jarak tempuhnya kurang lebih 5 jam.

Leave a reply to Dian Cancel reply